JAKARTA - Suasana kejut langsung menyelimuti langkah Timnas Indonesia U-23 pada pertandingan pembuka fase grup sepak bola putra SEA Games 2025. Harapan memulai turnamen dengan hasil positif pupus setelah Garuda Muda harus mengakui keunggulan Filipina dengan skor tipis 0-1.
Laga yang berlangsung di Stadion 700th Anniversary, Senin, 8 Desember 2025 malam WIB, itu menjadi ujian awal yang berat bagi skuad asuhan Indra Sjafri.
Meski datang dengan status unggulan, Timnas Indonesia U-23 justru menghadapi pertandingan yang berjalan ketat sejak menit awal. Permainan sabar dipilih sebagai pendekatan utama, dengan aliran bola dimulai dari lini belakang untuk memancing pergerakan lawan.
Strategi tersebut sebenarnya sempat menghasilkan keuntungan, ketika gol cepat tercipta pada menit ketujuh melalui sepakan Mauro Zijlstra. Namun euforia itu hanya berlangsung singkat karena wasit menganulir gol tersebut akibat pelanggaran yang dinilai terjadi lebih dulu.
Awal Pertandingan yang Menjanjikan
Dianulirnya gol pembuka membuat ritme permainan Indonesia U-23 sedikit berubah. Garuda Muda tampak lebih berhati-hati dalam membangun serangan, meski tetap berusaha menguasai bola.
Beberapa menit setelah insiden tersebut, Indonesia mendapatkan peluang melalui situasi bola mati. Umpan silang Dony Tri Pamungkas yang ditepis bek Filipina menghasilkan tendangan sudut pertama, tetapi upaya lanjutan belum mampu menembus penjagaan kiper lawan.
Pertandingan kemudian berkembang menjadi duel yang alot. Kedua tim sama-sama mencoba mencari celah, namun pertahanan rapat membuat setiap peluang sulit dimaksimalkan.
Hingga pertengahan babak pertama, tempo permainan masih seimbang. Indonesia U-23 mencoba mengandalkan kombinasi umpan pendek dan pergerakan sayap, sementara Filipina memilih menunggu dan sesekali melancarkan serangan balik.
Jelang akhir babak pertama, tekanan mulai meningkat. Indonesia terus berusaha mencetak gol pembuka, tetapi ketenangan di sepertiga akhir lapangan masih menjadi kendala. Situasi itu bertahan hingga waktu normal babak pertama nyaris berakhir.
Gol Filipina di Penghujung Babak Pertama
Ketika perhatian mulai tertuju pada jeda turun minum, Filipina justru berhasil memanfaatkan momen krusial. Tambahan waktu babak pertama menjadi titik balik pertandingan.
Pada menit ke-45+3, Abang Banatao mencetak gol melalui sundulan kepala setelah terjadi kemelut di kotak penalti Indonesia U-23. Gol tersebut lahir dari kelengahan pertahanan dan langsung mengubah arah pertandingan.
Gol itu jelas memukul mental Garuda Muda. Memasuki ruang ganti, Indonesia U-23 tertinggal satu gol meski sebenarnya tidak kalah dalam penguasaan permainan. Kondisi ini menuntut perubahan pendekatan pada babak kedua jika ingin menghindari kehilangan poin di laga perdana.
Tekanan Garuda Muda Sepanjang Babak Kedua
Memulai paruh kedua, Indonesia U-23 tampil lebih agresif. Upaya mengambil alih permainan langsung terlihat dari tekanan tinggi yang diterapkan sejak menit-menit awal. Rahmat Arjuna memperoleh peluang emas di kotak penalti, namun tembakan keras pemain Bali United tersebut belum menemui sasaran.
Tekanan terus dilancarkan, tetapi efektivitas masih menjadi persoalan utama. Pada menit ke-59, Rafael Struick mendapatkan kesempatan dari umpan pendek Toni Firmansah. Sayangnya, penyelesaian akhir kembali melenceng tipis dari gawang Filipina. Peluang demi peluang tercipta, namun tak satu pun mampu berbuah gol penyama kedudukan.
Memasuki pertengahan babak kedua hingga menit ke-75, situasi tidak banyak berubah. Indonesia U-23 mendominasi serangan, sementara Filipina bertahan dengan disiplin tinggi. Indra Sjafri kemudian mencoba menyegarkan lini depan dengan memasukkan Hokky Caraka menggantikan Rivaldo Pakpahan pada menit ke-81. Pergantian ini diharapkan dapat menambah daya gedor dan variasi serangan.
Upaya Akhir yang Belum Berbuah Hasil
Menjelang akhir pertandingan, Garuda Muda terus memaksa pertahanan Filipina. Namun barisan belakang lawan yang menumpuk di area penalti membuat setiap serangan Indonesia sulit menembus. Bola kerap berputar di sepertiga akhir lapangan tanpa penyelesaian maksimal.
Pada empat menit injury time, harapan Indonesia U-23 sempat kembali muncul. Dony Tri Pamungkas mendapatkan peluang emas di dalam kotak penalti, tetapi tembakannya masih mampu diblok dengan sigap oleh kiper Nicholas Guimaraes. Momen tersebut menjadi kesempatan terakhir sekaligus penegas kegagalan Indonesia menyamakan kedudukan.
Peluit panjang akhirnya berbunyi dengan skor tetap 1-0 untuk kemenangan Filipina. Hasil ini membuat Timnas Indonesia U-23 kehilangan poin penting di laga perdana fase grup sepak bola putra SEA Games 2025. Kekalahan tersebut menjadi catatan evaluasi serius, terutama dalam hal penyelesaian akhir dan konsentrasi di momen-momen krusial pertandingan.