Minyak

Harga Pangan di Pasar Tradisional: Beras Stabil, Minyak Goreng dan Sejumlah Komoditas Alami Kenaikan

Harga Pangan di Pasar Tradisional: Beras Stabil, Minyak Goreng dan Sejumlah Komoditas Alami Kenaikan
Harga Pangan di Pasar Tradisional: Beras Stabil, Minyak Goreng dan Sejumlah Komoditas Alami Kenaikan

JAKARTA – Pada Kamis 20 Februari 2025, harga pangan di pasar tradisional mengalami dinamika yang bervariasi. Informasi ini didapatkan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional pada pagi hari. Dalam catatan tersebut, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, beberapa mengalami penurunan, sementara beberapa lainnya tetap stabil. Ketidakpastian harga ini menjadi perhatian penting bagi para pelaku usaha dan rumah tangga yang rutin bergantung pada kebutuhan pokok sehari-hari.

Salah satu komoditas yang mengalami stabilitas harga adalah beras. Berdasarkan data yang dihimpun, harga berbagai jenis beras tetap di posisi yang sama. Untuk beras kualitas bawah I, harga dipatok pada Rp14.000 per kilogram. Sedangkan, beras kualitas bawah II tidak mengalami perubahan harga dan tetap berada di angka Rp13.800 per kilogram. Sementara itu, harga beras kualitas medium I dan II masing-masing tetap bertahan pada Rp15.300 dan Rp15.200 per kilogram. Adapun untuk beras kualitas super, jenis I dan II juga mempertahankan harga masing-masing di angka Rp16.650 dan Rp16.200 per kilogram.

Selain beras, gula pasir kualitas premium tidak menunjukkan pergerakan harga yaitu tetap Rp19.650 per kilogram. Harga untuk minyak goreng pun relatif stabil, di mana minyak goreng curah berada di angka Rp18.650 per kilogram dan minyak goreng kemasan bermerk 1 dipatok pada Rp22.000 per kilogram. Namun, ke depannya diharapkan ada intervensi dari pihak terkait untuk mempertahankan komoditas strategis ini sehingga tidak memberatkan konsumen.

Meski beberapa harga komoditas tidak bergerak, kenaikan harga justru menghampiri beberapa komoditas lainnya. Misalnya, harga telur ayam ras segar mengalami kenaikan 1,02 persen menjadi Rp30.150 per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada minyak goreng kemasan bermerk 2, yang naik 0,48 persen menjadi Rp21.000 per kilogram. Selain itu, gula pasir lokal mengalami kenaikan harga 0,27 persen dan sekarang dihargai Rp18.600 per kilogram. Peningkatan harga bahkan lebih tinggi pada daging sapi kualitas dua yang naik 0,23 persen menjadi Rp130.150 per kilogram.

Daging ayam ras segar juga mengalami komponen kenaikan harga dengan kenaikan 0,14 persen menjadi Rp36.100 per kilogram. Lonjakan harga juga terlihat pada cabai rawit merah yang secara rata-rata nasional mengalami kenaikan 3,5 persen sehingga harganya menembus Rp71.050 per kilogram. "Pengaruh cuaca dan distribusi yang terhambat menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga beberapa produk pangan ini," ungkap seorang pedagang di pasar tradisional Jakarta.

Pasokan yang terbatas dan distribusi yang terganggu memang menjadi salah satu alasan utama kenaikan harga ini. Hal ini diharapkan bisa diatasi dengan langkah-langkah strategis dari pemerintah melalui intervensi pasar dan optimasi rantai distribusi agar harga dapat kembali stabil.

Selain itu, harga bawang merah ukuran sedang juga meningkat dengan kenaikan harga 0,14 persen menjadi Rp37.000 per kilogram. Sedangkan bawang putih ukuran sedang mencatat kenaikan lebih tinggi yaitu 0,78 persen yang membuatnya dihargai Rp45.000 per kilogram. Kenaikan harga komoditas seperti ini biasanya dipengaruhi oleh faktor musiman dan kualitas panen yang tercatat menurun.

Sementara itu, ada beberapa komoditas yang justru mengalami penurunan harga. Cabai merah besar salah satunya, dengan penurunan harga 2,94 persen pagi ini sehingga harganya menjadi Rp52.800 per kilogram. Penurunan serupa juga terjadi pada cabai merah keriting yang turun 1,2 persen menjadi Rp53.300 per kilogram. Penurunan yang lebih signifikan terlihat pada cabai rawit hijau yang merosot 4,13 persen dan saat ini dihargai Rp60.350 per kilogram. Penurunan harga ini umumnya diakibatkan oleh peningkatan produksi yang baik atau berkurangnya permintaan dari pasar.

Kondisi fluktuasi harga yang terjadi mencerminkan tantangan yang sedang dihadapi oleh sektor pangan di Indonesia. Oleh karena itu, terus memantau harga komoditas menjadi sangat penting terutama bagi para pelaku usaha yang bergantung pada bahan-bahan dasar ini. "Diharapkan akan ada langkah konkret dari pihak terkait untuk mengatasi gejolak harga ini dan menjaga ketersediaan pangan," ujar seorang ahli ekonomi dari Universitas Indonesia.

Dengan situasi yang dinamis seperti ini, penting untuk memperhatikan kebijakan serta intervensi pemerintah untuk menjaga keseimbangan harga agar tetap terjangkau oleh masyarakat. Langkah-langkah seperti meningkatkan produksi dalam negeri dan efisiensi rantai pasok diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi fluktuasi ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index