Jakarta – Jembatan Bakong, penghubung utama antara Lembar dan Gerung kemudian ke Mataram, mengalami kerusakan parah dan menyebabkan arus lalu lintas lumpuh total. Keadaan ini berdampak signifikan terhadap mobilitas warga dan distribusi batu bara ke PLTU Jeranjang, yang kini harus dialihkan melewati jalur nasional.
Rusaknya jembatan memicu reaksi cepat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTB. Tim gabungan dari Dinas PUPR, BPBD, dan Bidang Bina Marga telah turun ke lokasi untuk meninjau kerusakan dan mencarikan solusi akses sementara bagi warga. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR NTB, yang turun langsung ke lokasi bersama Kepala Dinas PUTR Lombok Barat, H. L. Winengan, menyatakan pihaknya sedang berupaya membangun jembatan darurat, Jumat, 14 Februari 2025.
“Kita meninjau untuk mengupayakan jembatan darurat dulu, tim kami masih turun survei,” ujarnya. Menurut Plt. Kepala Dinas PUPR NTB, tantangan utama dalam pembangunan jembatan darurat adalah lebar sungai yang terlalu besar. Meski demikian, ia menegaskan tim tetap berusaha keras untuk menemukan jalur alternatif yang aman.
Koordinasi juga terus dilakukan dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi jangka panjang. Menurut Plt. Kepala Dinas PUPR NTB, diperlukan sekitar Rp50 miliar untuk penanganan mendasar masalah ini, mengingat bentang jembatan mencapai 87 meter. “Kami sedang membawa usulan proposal ke pusat untuk mencari solusi terbaik, sebab kerusakan jembatan ini adalah dampak bencana,” jelasnya.
Kerusakan jembatan ini tidak hanya memengaruhi mobilitas warga setempat, tetapi juga mengganggu jalur distribusi batu bara ke PLTU Jeranjang. Pengangkutan batu bara yang biasanya melewati jembatan kini dialihkan melalui jalur nasional dari Lembar menuju Patung Koperasi, kemudian ke Jalur Kebon Ayu dan akhirnya ke Taman Ayu.
H. L. Winengan, Kadis PU Lobar, menambahkan pihaknya sudah menjalin komunikasi intensif dengan Pemprov NTB dan Dinas PUPR NTB untuk segera menanggulangi permasalahan ini. “Tadi kami sudah berkoordinasi dengan Penjabat Gubernur NTB, Sekda NTB, Dinas PUPR NTB. Kondisi jembatan ini harus segera disampaikan ke PU Pusat karena ini merupakan jalur ekonomi vital. Kami juga berharap PLN Jeranjang ikut terlibat, karena mereka juga perlu jalur ini untuk logistik mereka,” ungkapnya tegas.
Winengan menekankan pentingnya perhatian serius dari pemerintah pusat untuk menjadikan perbaikan Jembatan Bakong sebagai prioritas dalam anggaran. Dibutuhkan tinjauan lebih mendalam oleh tim ahli agar perbaikan dapat dilakukan secara tepat, baik berupa perbaikan struktur maupun pembangunan ulang jika diperlukan.
Jembatan Bakong, yang sudah beroperasi selama lebih dari 20 tahun sejak dibangun pada tahun 1993, menunjukkan tanda-tanda kerusakan berat. Kelelahan struktur akibat usia pakainya yang lama semakin diperburuk oleh intensitas hujan tinggi belakangan ini, menyebabkan debit air Sungai Dodokan meluap dan menyebabkan keretakan serta kemiringan berbahaya pada jembatan.
Kerusakan ini mengancam keselamatan pengguna jalan dan mempengaruhi arus transportasi yang merupakan nadi ekonomi masyarakat lokal. Masyarakat dan pemerintah setempat kini menantikan langkah cepat pemerintah pusat dan provinsi dalam mengatasi krisis infrastruktur ini, yang telah merusak jalur vital penghubung antar wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat.