JAKARTA - Kebijakan perpanjangan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) selama lima tahun ke depan disambut antusias oleh sektor industri di Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu memacu kembali pertumbuhan produksi dalam negeri dan meningkatkan daya saing di pasar internasional. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 76.K/MG.01/MEM.M/2025, yang mengatur penetapan harga gas bumi sebagai bahan bakar sebesar US$7 per MMbtu dan bahan baku sebesar US$6,5 per MMbtu. Sebelumnya, harga gas ditetapkan seragam pada angka US$6 per MMbtu.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa kebijakan ini selaras dengan Peraturan Presiden Nomor 121 tahun 2020. "Ketentuan harga baru ini akan meningkatkan efisiensi biaya produksi industri dalam negeri serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya. Selama periode 2020-2023, HGBT telah memberikan manfaat ekonomi sebesar Rp247,26 triliun, dengan peningkatan ekspor mencapai Rp127,84 triliun dan kenaikan penerimaan pajak hingga Rp23,30 triliun.
Kebijakan ini juga telah membantu efisiensi anggaran negara dengan mengurangi subsidi pupuk hingga Rp4,94 triliun. Selain itu, investasi di sektor ini terdongkrak hingga Rp91,17 triliun, yang memberikan sinyal positif bagi para investor.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki), Edy Suyanto, mengungkapkan bahwa perpanjangan kebijakan HGBT menjadi pendorong bagi pelaku industri keramik untuk melakukan ekspansi. "Ya benar, dari produsen lokal untuk ekspansi tahap kedua ini salah satunya Arwana Keramik [PT Arwana Citramulia Tbk], Platinum [PT Platinum Ceramics Industry], Pegasus [PT Pegasus Mitra Abadi], Kobin [PT Kobin Keramik Industri], Primarindo [PT Primarindo Argatile], dan lainnya," jelas Edy.
Lima produsen keramik tersebut berencana menambah kapasitas produksi ubin keramik sebesar 45 juta meter persegi per tahun dengan investasi sekitar Rp4 triliun. Ekspansi ini diharapkan dapat selesai pada semester II/2026 dan mampu menyerap 5.000 tenaga kerja baru. Sebelumnya, pada periode HGBT 2020-2024, produsen keramik telah menambah kapasitas 90 juta meter persegi dengan investasi mencapai Rp20 triliun hingga Rp23 triliun, yang menyerap 15.000 tenaga kerja.
Yustinus Gunawan, Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB), juga menyatakan optimismenya bahwa perpanjangan HGBT akan meningkatkan daya saing industri manufaktur, terutama untuk ekspor. Pada periode sebelumnya, investasi di sektor kaca lembaran juga menunjukkan peningkatan, terutama dari investor asing asal Korea dan China. Total kapasitas terpasang kaca lembaran saat ini telah meningkat menjadi 2 juta ton per tahun dari sebelumnya 1,35 juta ton per tahun.
Menurut Yustinus, pastikan bahwa realisasi pasokan volume HGBT dapat mendukung industri tanpa ada pembatasan. "Realisasi pasokan volume HGBT 100% sesuai Kepmen, jangan terulang AGIT atau istilah apapun yang mengurangi volume dari PGN. Jika penuhi volume sesuai kebutuhan industri, maka kenaikan HGBT bisa diserap," terangnya.
Ketua Umum Indonesia Rubber Glove Manufacturer Association (IRGMA), Rudy Ramadhan, menyatakan bahwa kepastian volume gas industri adalah kunci bagi keberhasilan sektor ini. "Jadi bagaimana kita bisa buat rencana penambahan investasi bila infrastruktur energi tidak ada dan mahal, untuk bertahan hidup saja sudah cukup," katanya. Meskipun menghadapi tantangan infrastruktur, Rudy tetap optimis bahwa kebijakan HGBT dapat meningkatkan daya saing industri sarung tangan karet, yang merupakan bagian dari sektor kesehatan.
Lebih jauh, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Saleh Husin, berpendapat bahwa kebijakan HGBT sangat mendukung efisiensi produksi dan daya saing industri nasional. "Untuk itu ke depan kami sangat berharap agar industri penerima manfaat HGBT ini harus diperluas ke sektor industri lain yang terdampak biaya energi tinggi dan yang berorientasi ekspor misal makanan minuman, pulp kertas, kimia, farmasi, dan tekstil," ujarnya.
Program tersebut diharapkan bisa menjadi stimulus bagi industri untuk mendongkrak kinerja pertumbuhan ekonomi hingga angka 10 persen untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebesar delapan persen.
Dengan perpanjangan kebijakan HGBT ini, pemerintah optimistis dapat terus membangun fondasi yang kuat bagi industri nasional untuk tumbuh dan berkompetisi di panggung global. Kebijakan ini tidak hanya memperkuat industri tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan lebih banyak kesempatan kerja dan peningkatan daya beli. Sektor industri berharap bahwa kepastian dan dukungan dari pemerintah dapat terus diperluas untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global.