Harga Minyak Mentah Menguat Menuju Kenaikan Mingguan Terbesar Sejak Januari 2025, Ditopang Geopolitik dan Ketidakpastian Pasokan

Jumat, 21 Februari 2025 | 12:11:38 WIB
Harga Minyak Mentah Menguat Menuju Kenaikan Mingguan Terbesar Sejak Januari 2025, Ditopang Geopolitik dan Ketidakpastian Pasokan

Jakarta - Harga minyak mentah mengalami kenaikan signifikan pada pekan ini, menuju kenaikan mingguan terbesar sejak awal Januari 2025. Minyak West Texas Intermediate (WTI) hampir mencapai angka US$73 per barel, sementara minyak mentah Brent ditutup lebih tinggi, di atas US$76 per barel. Kenaikan harga hampir 3% dalam sepekan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian pasokan yang masih membayangi pasar, serta kebijakan produksi dari negara-negara penghasil minyak utama yang terus mempengaruhi pasar energi global, Jumat, 21 Februari 2025.

Faktor Geopolitik dan Ketidakpastian Pasokan Meningkatkan Sentimen Positif pada Harga Minyak

Salah satu faktor utama yang mendukung penguatan harga minyak adalah ketidakpastian pasokan. Ketegangan geopolitik di beberapa wilayah dunia turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga minyak. Salah satunya adalah ketegangan antara Rusia dan Ukraina, yang kembali memanas. Rusia dilaporkan telah menyerang beberapa fasilitas produksi gas di Ukraina pada hari Rabu, memperburuk kondisi yang sudah genting di kawasan tersebut.

"Ketegangan geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina menambah ketidakpastian pasokan minyak global, yang berimbas pada penguatan harga minyak," kata seorang analis energi, menjelaskan bahwa eskalasi konflik dapat menyebabkan gangguan lebih lanjut terhadap produksi dan distribusi energi, yang akhirnya berpengaruh pada harga minyak.

Selain itu, serangan Ukraina terhadap aliran minyak Konsorsium Pipa Kaspia juga menyebabkan gangguan ekspor minyak mentah Kazakhstan. Hal ini diperkirakan dapat mengurangi pasokan global hingga 30%-40%. Gangguan pasokan tersebut menambah kekhawatiran investor dan mendorong harga minyak semakin naik.

Laporan EIA Mengungkapkan Lonjakan Persediaan Minyak Mentah AS

Meskipun harga minyak mentah mengalami penguatan, laporan terbaru dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan adanya lonjakan persediaan minyak mentah AS sebesar 4,6 juta barel pada pekan lalu, setelah sebelumnya mengalami kenaikan 4,1 juta barel di minggu yang sama. Kenaikan persediaan ini sempat menimbulkan sentimen bearish di pasar minyak, mengingat peningkatan stok minyak mentah dapat mengindikasikan penurunan permintaan.

Namun, meskipun stok minyak mentah AS meningkat, sentimen negatif tersebut tertahan oleh laporan penurunan persediaan produk minyak lainnya. Persediaan bensin, misalnya, tercatat turun sebesar 0,2 juta barel dan kini berada 1% di bawah rata-rata lima tahun terakhir. Selain itu, stok bahan bakar sulingan, termasuk minyak pemanas dan solar, mengalami penurunan lebih signifikan, turun 2,1 juta barel dan berada sekitar 12% di bawah rata-rata historisnya. Penurunan persediaan ini menunjukkan adanya permintaan yang tetap tinggi untuk produk-produk olahan minyak, meskipun pasokan minyak mentah secara keseluruhan meningkat.

Harga Minyak Ditutup Menguat, Prediksi Koreksi Jangka Pendek

Pada penutupan perdagangan hari Rabu, harga minyak mentah berjangka WTI untuk kontrak Maret naik sebesar 0,44% menjadi US$72,57 per barel. Sementara itu, minyak mentah Brent juga mencatatkan penguatan 0,58% ke level US$76,48 per barel. Kenaikan harga minyak mentah ini dipicu oleh faktor-faktor di luar data persediaan minyak, yang menunjukkan bahwa geopolitik dan kebijakan produksi negara-negara besar penghasil minyak menjadi faktor dominan dalam pergerakan harga.

Meskipun harga minyak terus menguat, beberapa analis memperkirakan bahwa harga minyak berpotensi mengalami koreksi dalam jangka pendek. Dalam pandangannya, level support untuk WTI berada di kisaran US$69,35 hingga US$66,80 per barel, sementara level resistance ada di antara US$74,10 hingga US$78,10 per barel.

"Secara teknikal, meskipun harga minyak menunjukkan tren positif, kami melihat ada potensi koreksi harga dalam waktu dekat. Investor harus waspada terhadap fluktuasi harga dalam jangka pendek," ujar seorang analis pasar energi.

Penutupan yang Menggambarkan Ketidakpastian Pasar Energi Global

Secara keseluruhan, meskipun pasar minyak mentah menunjukkan penguatan yang signifikan pada pekan ini, ketidakpastian pasokan dan ketegangan geopolitik tetap menjadi faktor yang mengarahkan pergerakan harga minyak ke depan. Dalam beberapa pekan ke depan, pasar minyak diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh dinamika pasokan dan permintaan yang fluktuatif, serta kebijakan produksi dari negara-negara penghasil minyak utama.

Investor dan pelaku pasar akan terus memperhatikan perkembangan politik dan ekonomi global, terutama yang berkaitan dengan kebijakan produksi OPEC, serta dinamika hubungan internasional yang dapat mempengaruhi pasokan energi dunia.

Terkini

11 Kamera Digital Sony Terbaru & Terbaik di Indonesia

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:38 WIB

20 Film Kartun Keluarga Terbaik, Wajib Tonton!

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:38 WIB

11 Tempat Makan di Bandung View Bagus, Wajib Mampir!

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:37 WIB

15 Rekomendasi Harga Sofabed Dibawah 1 Juta Terbaru

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:37 WIB