Jakarta - Pangeran Harry dan Meghan Markle, setelah secara resmi meninggalkan kehidupan kerajaan pada tahun 2020, memilih Montecito, California, sebagai rumah baru mereka. Meski punya segudang pengalaman di lingkup sorotan media sebagai anggota kerajaan, adaptasi mereka ke dalam dunia Hollywood ternyata tidak semulus yang diharapkan. Menurut laporan dari Marca dan wawasan penulis kerajaan ternama Tom Quinn, keluarga Sussex merasa frustrasi karena mereka belum dianggap sebagai tokoh berpengaruh di kalangan elit Hollywood, yang termasuk nama-nama besar seperti Oprah Winfrey dan Jennifer Aniston, Jumat, 14 Februari 2025.
Sejak hengkang dari tugas-tugas kerajaan, Harry dan Meghan mengamankan sejumlah kesepakatan besar, salah satunya adalah pembelian rumah mewah senilai 12 juta Pound di Montecito. Bersama kedua anak mereka, Pangeran Archie dan Putri Lilibet, mereka memulai hidup baru yang terlepas dari etiketa kerajaan. Namun, seperti diungkapkan penulis buku "Yes Ma'am: The Secret Life of Royal Servants", Tom Quinn, perjalanan itu penuh tantangan. "Yang sebenarnya adalah Meghan dan Harry membenci gagasan bahwa mereka tidak dianggap sebagai bintang papan atas sejati di Montecito. Mereka pasti telah melihat survei terbaru di pers Amerika yang menunjukkan bahwa bintang mereka sedang memudar—orang-orang sudah kehilangan minat," ujar Quinn kepada Fabulous.
Tinggal di komunitas elite seperti Montecito ternyata tidak memberikan efek kejut seperti yang dibayangkan banyak orang. Menurut penduduk setempat, kehadiran pasangan Sussex dianggap biasa saja. "Kami biarkan Harry dan Meghan. Ada banyak orang terkenal di sekitar sini, jadi tidak ada yang heran dengan dua orang kaya lagi," ungkap seorang penduduk kepada The Sun. Memang, lingkungan tersebut dikenal sebagai kediaman banyak selebriti, sehingga tak heran bahwa Harry dan Meghan tidak mendapatkan perhatian lebih.
Selain adaptasi sosial, pasangan ini juga menghadapi tantangan profesional yang signifikan. Kesepakatan podcast Archetypes senilai £18 juta di Spotify, misalnya, dibatalkan setelah hanya 13 episode diproduksi dalam kurun waktu 31 bulan. Seorang eksekutif Spotify bahkan secara kontroversial menyebut mereka sebagai "penipu brengsek." Tantangan juga datang dari pengerjaan konten Netflix, di mana dokumenter mengenai Polo yang diproduksi oleh Harry dikritik karena disebut "tidak relevan" dan gagal masuk dalam daftar 10 besar di platform tersebut di berbagai negara.
Proyek lain yang mereka kerjakan, sebuah acara memasak yang dipandu oleh Meghan berjudul "With Love, Meghan," dibayangi penundaan. Awalnya dijadwalkan rilis pada Januari, namun terpaksa ditunda hingga Maret akibat kebakaran di Los Angeles. Seorang informan Hollywood mengatakan kepada MailOnline bahwa acara tersebut "harus menjadi hit besar" untuk menyelamatkan reputasi merek mereka. "Ini seperti permainan poker besar bagi mereka. Mereka sangat memerlukan 'kartu kemenangan' agar dapat bertahan," tambah informan tersebut.
Dengan kesepakatan lima tahun dengan Netflix akan berakhir pada Agustus 2025, masa depan pasangan Sussex di dunia hiburan kini memerlukan evaluasi yang mendalam. Apakah mereka dapat menemukan kembali merek mereka dan mendapatkan kembali pengaruh yang telah memudar? Atau mereka akan terus menghadapi kemerosotan status selebritas di kancah hiburan internasional?
Saat ini, perjalanan profesional Harry dan Meghan di Hollywood merupakan persimpangan yang menentukan bagi mereka. Kegagalan atau keberhasilan proyek yang sedang dan akan digarap dapat mempengaruhi langkah selanjutnya di industri hiburan global. Namun yang pasti, pengalaman hidup di lingkup sorotan Hollywood memberikan tiket pembelajaran penting bagi pasangan ini, sembari mereka terus mencari jati diri dan posisi di antara para elit dunia hiburan. Penantian publik terhadap langkah berikutnya dari Harry dan Meghan semakin membuat perhatian terfokus akibat tantangan yang terus mengemuka.