Guru Besar ITS Inovasi Limbah Menjadi Energi Baru Terbarukan, Dorong Solusi Lingkungan di Indonesia

Jumat, 14 Februari 2025 | 10:58:15 WIB
Guru Besar ITS Inovasi Limbah Menjadi Energi Baru Terbarukan, Dorong Solusi Lingkungan di Indonesia

Jakarta – Limbah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang membutuhkan penanganan serius di Indonesia. Berangkat dari kondisi ini, Prof. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, MEng, Guru Besar ke-204 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mengembangkan inovasi pengolahan limbah menjadi energi baru terbarukan. Inovasi ini bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan limbah yang kerap mencemari lingkungan sekaligus menghasilkan energi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam orasi ilmiah pengukuhan dirinya sebagai profesor, yang diselenggarakan di ITS, Prof. Juliastuti mengungkapkan bahwa pengolahan limbah tidak hanya terbatas pada upaya mengurangi jumlahnya. Namun, yang lebih penting adalah meningkatkan nilai dan kebermanfaatan dari limbah tersebut. Dengan pendekatan yang inovatif, limbah yang selama ini dianggap sebagai masalah bisa disulap menjadi sumber energi yang bernilai tinggi, Jumat, 14 Februari 2025.

“Pengolahan limbah itu tidak hanya soal mengurangi volume sampah, tetapi juga bagaimana kita bisa meningkatkan nilai tambah dan manfaat dari limbah itu sendiri,” ujar Prof. Juli, yang dikenal akrab di kalangan rekan-rekannya, dalam orasinya.

Microbial Fuel Cell (MFC) untuk Energi Biolistrik

Dalam penelitian yang dilakukan di Departemen Teknik Kimia ITS, Prof. Juliastuti memanfaatkan teknologi Microbial Fuel Cell (MFC) untuk mengolah limbah organik menjadi energi listrik. Teknologi ini memanfaatkan bahan organik dan bakteri elektrogenesis untuk menghasilkan energi biolistrik, yang merupakan energi yang dihasilkan dari reaksi biokimia di dalam sel bahan bakar mikroba.

“Microbial Fuel Cell (MFC) bekerja dengan cara mengkonversi substrat organik menjadi energi listrik melalui produksi elektron. Bakteri elektrogenesis memiliki peran penting dalam proses ini, karena bakteri tersebut mampu memecah bahan organik menjadi elektron,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Prof. Juliastuti menjelaskan bahwa bakteri elektrogenesis yang digunakan dalam penelitian ini dapat ditemukan pada berbagai limbah organik, seperti limbah makanan, limbah perikanan, kotoran, molasses, dan jenis limbah organik lainnya. Salah satu mikroba yang dimanfaatkan dalam proses ini adalah Shewanella oneidensis-MR1, yang ditemukan dalam lumpur Sidoarjo. Menariknya, lumpur dari Sidoarjo yang selama ini dikenal sebagai masalah lingkungan, justru menyimpan potensi besar dalam pengolahan energi baru terbarukan.

Lumpur Sidoarjo sebagai Sumber Energi dan Bahan Elektronik

Prof. Juliastuti juga menyoroti potensi lain dari limbah anorganik, khususnya lumpur Sidoarjo, yang mengandung Logam Tanah Jarang (LTJ). Logam ini memiliki kegunaan yang sangat penting dalam industri elektronik, karena dapat dimanfaatkan dalam produksi perangkat elektronik yang semakin banyak dibutuhkan di era digital ini. Temuan ini menunjukkan bahwa limbah anorganik juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan secara ekonomis dan ramah lingkungan.

“Lumpur Sidoarjo yang banyak dianggap sebagai masalah, ternyata menyimpan potensi luar biasa. Kami menemukan kandungan Logam Tanah Jarang (LTJ) dalam lumpur tersebut yang bisa dimanfaatkan untuk produksi perangkat elektronik,” tambah Prof. Juliastuti.

Meningkatkan Produksi Energi dengan Sistem MFC Terintegrasi

Melihat potensi besar yang ada, Prof. Juliastuti berencana untuk mengembangkan lebih lanjut teknologi MFC dengan menggunakan konfigurasi sistem stacked seri kontinyu. Dengan teknologi ini, diharapkan produksi energi listrik dapat lebih besar dan stabil. Rencana ini bertujuan untuk menciptakan sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan secara luas, termasuk untuk kebutuhan listrik di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

“Ke depannya, kami akan berusaha mengoptimalkan teknologi MFC dengan sistem stacked seri kontinyu. Dengan demikian, energi listrik yang dihasilkan dapat lebih besar dan stabil, yang tentunya sangat bermanfaat untuk masyarakat, terutama di daerah-daerah yang kekurangan pasokan listrik,” ujar Prof. Juliastuti dengan penuh harapan.

Energi Listrik untuk Daerah 3T

Lebih lanjut, Prof. Juliastuti mengungkapkan bahwa salah satu tujuan utama dari penelitian ini adalah menyediakan sumber energi alternatif bagi daerah-daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Indonesia. Banyak wilayah di Indonesia yang masih kesulitan mendapatkan pasokan listrik, dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Dengan energi biolistrik dari MFC, saya berharap dapat memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah-daerah 3T. Ini adalah bagian dari upaya untuk mengurangi ketimpangan energi di Indonesia dan memastikan setiap daerah memiliki akses ke energi yang cukup,” jelasnya.

Harapan untuk Masa Depan Energi Terbarukan di Indonesia

Prof. Juliastuti berharap bahwa hasil penelitiannya ini tidak hanya akan menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Indonesia. Ia juga berharap teknologi MFC ini dapat berkembang lebih luas dan dimanfaatkan oleh banyak pihak, termasuk sektor industri dan rumah tangga.

“Semoga penelitian ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama dalam mengatasi masalah lingkungan dan menyediakan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Saya berharap teknologi ini bisa dimanfaatkan secara luas untuk kebaikan bersama,” tutup Prof. Juliastuti penuh harapan.

Dengan langkah inovatif yang dipelopori oleh Prof. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, teknologi pengolahan limbah menjadi energi terbarukan ini memiliki potensi besar untuk menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi masalah limbah dan kebutuhan energi di Indonesia.

Terkini

11 Kamera Digital Sony Terbaru & Terbaik di Indonesia

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:38 WIB

20 Film Kartun Keluarga Terbaik, Wajib Tonton!

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:38 WIB

11 Tempat Makan di Bandung View Bagus, Wajib Mampir!

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:37 WIB

15 Rekomendasi Harga Sofabed Dibawah 1 Juta Terbaru

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:37 WIB