Harga Minyak Mentah Dunia Bangkit Setelah Tiga Minggu Penurunan: Permintaan Bahan Bakar Meningkat

Jumat, 14 Februari 2025 | 11:38:21 WIB
Harga Minyak Mentah Dunia Bangkit Setelah Tiga Minggu Penurunan: Permintaan Bahan Bakar Meningkat

Jakarta - Pada perdagangan Jumat, 14 Februari 2025, harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan setelah mengalami penurunan selama tiga minggu berturut-turut. Peningkatan harga ini dipicu oleh melonjaknya permintaan bahan bakar di pasar global. Menurut laporan Reuters, harga minyak berjangka Brent meningkat sebesar 19 sen, mencapai angka US$75,25 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS mencatat kenaikan 12 sen, menjadi US$71,41 per barel.

Dalam jangka waktu satu minggu, Brent mencatat kenaikan sebesar 0,7 persen, sementara WTI naik 0,5 persen. Peningkatan ini sejalan dengan lonjakan permintaan minyak global yang mencapai angka 103,4 juta barel per hari. Jika dilihat dari sudut pandang tahunan atau year-on-year (YoY), permintaan ini meningkat sebesar 1,4 juta barel per hari.

Menurut analis dari JPMorgan, permintaan untuk bahan bakar mobilitas dan pemanas mulai menunjukkan peningkatan signifikan pada minggu kedua bulan Februari. "Awalnya permintaan cukup lesu, tetapi kemudian meningkat, menunjukkan bahwa kesenjangan antara permintaan aktual dan yang diproyeksikan akan segera menyempit," tutur analis tersebut.

Lebih lanjut, JPMorgan mengungkapkan bahwa penggunaan bahan bakar pemanas diperkirakan akan terus meningkat. "Selain itu, melonjaknya harga gas di Eropa dapat mendorong peralihan penggunaan dari gas ke minyak, sehingga dapat meningkatkan permintaan lebih lanjut," imbuh ahli tersebut.

Di tengah dinamika pasar minyak, kebijakan ekonomi yang digagas oleh Presiden AS Donald Trump juga memegang peranan penting. Pada hari Kamis, 12 Februari 2025, Trump memerintahkan pejabat perdagangan dan ekonomi untuk mengkaji kemungkinan penerapan tarif timbal balik terhadap negara-negara yang memberlakukan tarif pada barang-barang asal AS. Laporan terkait kebijakan ini diharapkan akan siap paling lambat pada 1 April.

Sementara itu, perkembangan geopolitik turut mempengaruhi pergerakan pasar energi. Harapan akan tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina membuat sejumlah pelaku pasar waspada. Jika sanksi terhadap Rusia berakhir, hal ini dapat meningkatkan pasokan energi global, yang dapat mempengaruhi harga minyak di pasar internasional.

Sebagai bagian dari upaya mewujudkan perdamaian, minggu ini Trump telah menginstruksikan pejabat AS untuk memulai pembicaraan guna mengakhiri konflik di Ukraina. Ini dilakukan menyusul pernyataan keinginan damai dari Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy yang disampaikan melalui panggilan telepon terpisah dengan Trump.

Perubahan harga minyak ini memberi sinyal positif bagi industri energi, meskipun masih dibayangi ketidakpastian akibat dinamika politik dan ekonomi global. Pelaku pasar diharapkan tetap memantau perkembangan terkini untuk mengambil keputusan yang tepat di tengah situasi yang terus berubah.

Dengan demikian, saat ini menjadi momen yang krusial bagi para pengambil kebijakan dan pelaku industri untuk beradaptasi dan menyesuaikan strategi mereka, mengingat setiap pergerakan pasar dapat memberikan dampak signifikan pada perekonomian global.

Dalam konteks SEO, penting untuk mempertimbangkan penggunaan kata kunci yang relevan dan trending, seperti "harga minyak dunia", "permintaan minyak global", dan "dampak geopolitik pada harga energi", guna meningkatkan visibilitas berita ini di mesin pencari dan menarik perhatian pembaca di berbagai platform digital.

Terkini

11 Kamera Digital Sony Terbaru & Terbaik di Indonesia

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:38 WIB

20 Film Kartun Keluarga Terbaik, Wajib Tonton!

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:38 WIB

11 Tempat Makan di Bandung View Bagus, Wajib Mampir!

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:37 WIB

15 Rekomendasi Harga Sofabed Dibawah 1 Juta Terbaru

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:37 WIB