Jakarta – Harga minyak goreng curah di wilayah Aceh Barat mengalami kenaikan signifikan selama sebulan terakhir. Berdasarkan pantauan di kawasan Pasar Bina Usaha Meulaboh, harga di tingkat pedagang grosir telah naik dari Rp15.000 menjadi Rp16.500 per liter. Sementara itu, pedagang pengecer menjual minyak goreng curah dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp18.000 hingga Rp20.000 per liter. Kenaikan harga ini tidak lepas dari perubahan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor utama seperti peningkatan biaya produksi, penurunan realisasi Domestic Market Obligation (DMO), serta penurunan permintaan ekspor.
Penyebab Kenaikan Harga
Para pedagang minyak goreng curah di Aceh Barat menyebutkan bahwa salah satu penyebab utama kenaikan harga adalah peningkatan biaya produksi. Kenaikan harga bahan baku seperti kelapa sawit telah memberikan tekanan pada harga produksi minyak goreng. "Harga bahan baku yang naik mau tidak mau membuat kami harus menyesuaikan harga jual," ungkap Firdaus, salah satu pedagang grosir di Pasar Bina Usaha, Kamis, 6 Februari 2025.
Selain itu, kebijakan pemerintah dalam hal DMO turut memengaruhi harga minyak goreng. Penurunan realisasi DMO, yang seharusnya memastikan pasokan dalam negeri, membuat pasokan di pasar lokal menjadi ketat. "Kami harus beradaptasi dengan pasokan yang lebih sedikit karena DMO tidak sesuai harapan," jelas Siti Rahma, pedagang pengecer yang sudah berjualan selama lebih dari 10 tahun di pasar ini.
Pelemahan Permintaan Ekspor
Pelemahan permintaan ekspor juga menjadi salah satu faktor yang berperan dalam kenaikan harga minyak goreng curah di Aceh Barat. Beberapa negara tujuan ekspor mengalami penurunan permintaan, baik karena perlambatan ekonomi maupun kebijakan proteksionisme yang diberlakukan oleh negara-negara tersebut. "Ketika ekspor turun, biasanya harga domestik bisa stabil atau bahkan turun. Tapi sekarang malah sebaliknya karena pasokan dalam negeri sendiri tidak mencukupi," tambah Firdaus.
Dampak bagi Konsumen dan Upaya Pemulihan
Kenaikan harga ini tentunya berdampak langsung pada konsumsi rumah tangga. Masyarakat yang terbiasa menggunakan minyak goreng curah untuk keperluan sehari-hari kini harus menyesuaikan anggaran belanja mereka. "Kami harus membeli lebih sedikit dari biasanya atau mencari alternatif lain," keluh Maria, ibu rumah tangga yang rutin berbelanja di Pasar Bina Usaha.
Untuk mengatasi situasi ini, berbagai upaya tengah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun pelaku industri. Pemerintah diharapkan bisa memaksimalkan realisasi DMO guna memastikan pasokan domestik tercukupi dan harga kembali stabil. Sementara itu, beberapa pelaku industri tengah menjajaki alternatif bahan baku yang lebih terjangkau guna menekan biaya produksi.