Harga Emas Melesat ke Rekor Tertinggi, Sementara Batu Bara dan CPO Alami Penurunan

Rabu, 05 Februari 2025 | 17:16:49 WIB
Harga Emas Melesat ke Rekor Tertinggi, Sementara Batu Bara dan CPO Alami Penurunan

Jakarta - Harga emas kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa di tengah ketidakpastian geopolitik yang semakin meningkat. Investor kini berbondong-bondong mencari aset safe haven, seperti emas, pasca respon tegas China terhadap kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Di sisi lain, harga batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) mengalami penurunan yang signifikan.

Kenaikan Harga Emas

Mengutip laporan dari Reuters pada Rabu, 5 Februari 2025, harga emas di pasar spot naik 1,1% menjadi US$2.844,56 per ounce setelah mencapai rekor tertinggi di angka US$2.845,14 per ounce pada awal sesi perdagangan. Emas berjangka AS juga naik 0,7% menjadi US$2.875,80 per ounce.

"Berita tarif muncul seperti yang terjadi dalam semalam; saya pikir saat ini itulah pendorong utama dibandingkan hal-hal dan data lainnya yang keluar hari ini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. "Dolar AS menguat memasuki minggu ini, namun dengan dolar yang lebih rendah, hal ini tentunya juga membantu harga emas.”

Kurs dolar AS turun sebesar 0,9%, membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya. Langkah China dalam memberlakukan tarif baru atas impor AS semakin memperkeruh suasana dan memicu ketegangan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Kondisi ini memberikan dorongan bagi investor untuk mengalihkan dana mereka ke aset yang lebih aman seperti emas, Rabu, 5 Februari 2025.

Tiga pejabat bank sentral AS, The Fed, memperingatkan bahwa kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh pemerintahan Trump dapat memicu inflasi. Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di AS turun menjadi 7,6 juta pada bulan Desember, jauh di bawah perkiraan yang sebesar 8 juta, yang mengindikasikan potensi perlambatan ekonomi yang lebih luas.

Menurut Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals, harga emas berpotensi menembus level US$3.000 per ounce. "Hal ini disebabkan oleh sifat kebijakan pemerintahan AS saat ini yang menciptakan ketidakpastian pasar, ditambah dengan kemungkinan bank sentral meningkatkan pembelian emas untuk diversifikasi dari kepemilikan dolar AS," tambah Wyckoff.

Harga Batu Bara Menurun

Sementara itu, harga batu bara juga mengalami koreksi. Berdasarkan data dari Bar Chart, harga batu bara kontrak Februari 2025 di ICE Newcastle turun 2,94% ke level US$112,25 per metrik ton. Harga kontrak Maret 2025 melemah 2,69% ke level US$115,60 per metrik ton.

Dalam laporan dari tim ekonom Bank Dunia, termasuk Paolo Agnolucci, Matias Guerra Urzua, dan Nikita Makarenko, disebutkan bahwa harga batu bara thermal kemungkinan akan turun pada 2025 dan 2026. Penurunan ini terjadi seiring dengan konsumsi global yang lebih rendah. "Konsumsi batu bara global diperkirakan akan sedikit menurun pada 2025, dan terus menurun pada 2026, seiring dengan semakin cepatnya peralihan ke energi terbarukan dan gas alam untuk pembangkit listrik," jelas laporan tersebut.

Penurunan Harga CPO

Tak hanya batu bara, komoditas lain seperti minyak kelapa sawit atau CPO juga mengalami tekanan harga. Pada penutupan perdagangan Selasa, 4 Februari 2025, harga CPO berjangka kontrak Februari 2025 melemah 37 poin ke 4.590 ringgit per ton di Bursa Derivatif Malaysia. Kontrak Maret 2025 terkoreksi lebih lanjut sebesar 56 poin pada level 4.415 ringgit per ton.

Reuters melaporkan bahwa penurunan impor minyak sawit oleh India, yang merupakan pembeli terbesar minyak nabati di dunia, mencapai titik terendah dalam hampir 14 tahun. Penurunan ini disebabkan oleh substitusi yang dilakukan oleh penyuling minyak sawit dengan minyak kedelai yang lebih murah, akibat margin penyulingan minyak sawit yang negatif. Rajesh Patel, Managing Partner di GGN Research, mengatakan, "Penurunan stok telah mengangkat harga minyak kelapa sawit di atas tingkat harga minyak pesaingnya, yang persediaannya lebih melimpah."

Secara keseluruhan, kondisi pasar komoditas saat ini mencerminkan ketegangan geopolitik dan dinamika perdagangan global yang berubah cepat. Ketidakpastian semacam ini akan terus mempengaruhi pergerakan harga emas, batu bara, dan CPO dalam beberapa bulan ke depan.

Terkini

11 Kamera Digital Sony Terbaru & Terbaik di Indonesia

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:38 WIB

20 Film Kartun Keluarga Terbaik, Wajib Tonton!

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:38 WIB

11 Tempat Makan di Bandung View Bagus, Wajib Mampir!

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:37 WIB

15 Rekomendasi Harga Sofabed Dibawah 1 Juta Terbaru

Sabtu, 20 September 2025 | 23:04:37 WIB