JAKARTA - Timnas Futsal Indonesia menutup Futsal Four Nations Cup 2025 sebagai runner up setelah kalah tipis 2-3 dari Timnas Futsal Latvia.
Laga terakhir ini berlangsung di GBK Basket Hall, Senayan, Jakarta. Kekalahan tersebut membuat Indonesia mengumpulkan 6 poin, sementara Latvia menyapu bersih kemenangan dengan 9 poin.
Hasil ini menandai kali kedua secara beruntun Indonesia menjadi runner up pada turnamen yang sama. Pada edisi sebelumnya, Argentina keluar sebagai juara, dan Garuda harus mengakui keunggulan lawan. Meski minor, pengalaman turnamen ini tetap memberikan pelajaran berharga bagi tim.
Perspektif Kapten Mochammad Iqbal
Kapten Timnas Futsal Indonesia, Mochammad Iqbal Iskandar, menilai kekalahan terjadi akibat kesalahan sendiri tim. “Sebagai pemain saya juga melakukan banyak kesalahan di lapangan, tapi secara keseluruhan memang hal-hal detail sangat menentukan pertandingan,” ujarnya.
Iqbal menambahkan, kebobolan tiga gol disebabkan kesalahan teknis tim, sehingga fokus pada detail menjadi kunci. Iqbal menepis anggapan bahwa tim tampil di bawah tekanan.
Menurutnya, penampilan tetap normal dan kesalahan yang terjadi bersifat umum. Ia menekankan pentingnya evaluasi untuk memperbaiki performa di pertandingan mendatang dan meningkatkan konsistensi tim.
Intensitas Permainan dan Tantangan Lawan Eropa
Iqbal menyoroti perbedaan intensitas saat menghadapi tim-tim Eropa. Ia mengungkapkan, seluruh pemain harus bermain dengan kemampuan maksimal untuk menyesuaikan tempo lawan.
“Yang pasti intensitasnya ya, kita tidak bisa main normal. Kalau tidak bisa mengeluarkan 100 persen kemampuan, hasilnya seperti ini,” jelasnya. Turnamen menghadirkan lawan dengan gaya dan kultur berbeda, seperti Tanzania, Belanda, dan Latvia.
Pengalaman melawan tim Eropa menjadi tantangan baru sekaligus kesempatan belajar. Intensitas tinggi dan perbedaan strategi membuat setiap detail permainan menentukan hasil pertandingan.
Manfaat Turnamen dan Harapan Masa Depan
Iqbal menilai Futsal Four Nations Cup 2025 sangat bermanfaat untuk mengasah kemampuan tim. Ia berharap Federasi Futsal Indonesia (FFI) dapat terus memfasilitasi turnamen serupa.
“Harapannya bisa melawan level yang lebih tinggi lagi dari yang sebelumnya. Semakin tinggi levelnya, semakin banyak bisa belajar,” ujarnya. Selain pengalaman teknis, turnamen ini meningkatkan jam terbang dan kesiapan mental tim.
Pertandingan melawan tim dengan gaya berbeda menjadi ajang evaluasi sekaligus penguatan strategi. Iqbal optimistis, pengalaman ini akan menjadi bekal penting menghadapi kompetisi internasional di masa depan.